Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mimpi Gilang, Penyandang Disabilitas, dari Atas Kursi Roda

image-gnews
Asep Fathur Rohman (peci hitam bergaris putih) dan Zahra Ifatunnisa (kerudung putih) belajar dari Buku Pintar Elektronik untuk Anak, di SDN 1 Manggungjaya, Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis, Agustus 2018. TEMPO/Budiarti Utami Putri.
Asep Fathur Rohman (peci hitam bergaris putih) dan Zahra Ifatunnisa (kerudung putih) belajar dari Buku Pintar Elektronik untuk Anak, di SDN 1 Manggungjaya, Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis, Agustus 2018. TEMPO/Budiarti Utami Putri.
Iklan

TEMPO.CO, JakartaJemari Asep Fathur Rohman lincah memencet-mencet gambar yang ada di buku Buku Pintar Elektronik untuk anak Kamis akhir Agustus lalu. Buku itu dilengkapi fitur audio yang bersuara setiap kali anak penyandang disabilitas ini menekan gambar tertentu. Bunyi yang keluar ialah keterangan nama dari setiap gambar yang dia tekan.

Baca: Saat Huruf Braille Mulai Tergeser Kecanggihan Teknolog

Pagi itu, jari-jari Fathur asyik memencet gambar-gambar kendaraan. “Mobil pemadam," kata Fathur menirukan suara yang keluar dari buku tersebut. Setelah itu, Fathur unjuk kebolehan dengan menyebutkan nama buah-buahan dan hewan yang pernah ia pelajari dari buku serupa.

Tidak ingin menikmati keceriaan sendiri, bocah delapan tahun itu menarik tangan kawannya, Zahra Ifatunnisa, agar ikut bergabung. Kedua siswa Sekolah Dasar Negeri Manggunjaya 1, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya ini pun larut menyusuri halaman demi halaman buku elektronik tersebut.

Fathur dan Zahra bukan murid biasa di SD Negeri Manggungjaya 1. Keduanya adalah siswa berkebutuhan khusus. Fathur mengidap downsyndrome sedangkan Zahra kesulitan berbicara. Namun, sekarang keduanya sudah duduk di bangku kelas 2 SD. Padahal, dua tahun lalu, Orang tua Fathur dan Zahra sama sekali tidak pernah membayangkan anaknya bisa bersekolah di tempat umum.

SDN 1 Manggunjaya menjadi sekolah inklusif dan menerima anak-anak disabilitas sejak pertengahan 2016. Kembalinya anak-anak disabilitas ke bangku sekolah ini tak terlepas dari proyek Inclusive Community Development and School for All (IDEAL) yang diluncurkan Save the Children sejak Januari 2016.

Simak juga: Proses Pembuatan Audiobook Sastra Difaliteria untuk Difabel Netra

Organisasi nirlaba yang bergerak di bidang hak-hak anak ini menggandeng Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU). Keduanya kemudian mendirikan sebuah wadah bernama Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat atawa RBM. Program ini tersebar di beberapa desa yang ada di Kota dan Kabupaten di Tasikmalaya.

Bagaimana program RBM dari Save The Children ini bisa berjalan?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

1 jam lalu

Ilustrasi wanita lari di atas tangga. Unsplash.com/EV
Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot


Sekolah di Texas Dilaporkan ke Kementerian Pendidikan karena Diduga Diskriminasi Gender

2 hari lalu

Ilustrasi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasiona. TEMPO/Prima Mulia
Sekolah di Texas Dilaporkan ke Kementerian Pendidikan karena Diduga Diskriminasi Gender

Kementerian Pendidikan Amerika Serikat melakukan sebuah investigasi hak-hak sipil ke sebuah sekolah di setalah Texas


Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

2 hari lalu

Pasukan TPNPB OPM di Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah. Dokumentasi TPNPB.
Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

Menurut jubir TPNPB-OPM, banyak sekolah di pedalaman Papua dijadikan sebagai pos militer TNI-Polri.


TPNPB OPM Ungkap Alasan Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya Saat Serang TNI-Polri

2 hari lalu

Pasukan TNI-Polri mengevakuasi jenazah Alexsander Parapak pada Sabtu, 4 Mei 2024, di Kampung Pogapa, Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah. Dia dibunuh kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan markas Polsek Homeyo. Dokumen: Humas Polda Papua
TPNPB OPM Ungkap Alasan Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya Saat Serang TNI-Polri

TPNPB-OPM menyampaikan alasan membakar gedung sekolah saat menyerang aparat militer di Distrik Homeyo, Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah.


Bappenas Pastikan Makan Siang Gratis Tidak Bersumber dari Dana BOS

4 hari lalu

Siswa SDN Beji 1 usai mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah yang beralamat di Jalan Komodo Raya, Pancoran Mas, Depok, Senin, 4 Maret 2024. Sekolah ini berharap program makan siang gratis tak diambil dari dana BOS reguler. TEMPO/Ricky Juliansyah
Bappenas Pastikan Makan Siang Gratis Tidak Bersumber dari Dana BOS

Bappenas menyatakan tidak ada pihak swasta yang akan ikut mensponsori program makan siang gratis.


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

6 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

7 hari lalu

Kampus Telkom University di Bandung, Jawa Barat. (Dok.Tel-U)
Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

8 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

8 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

9 hari lalu

Panitia membantu peserta difabel selama pelaksanaan UTBK SNBT hari kedua di Universitas Indonesia (UI). Pelaksanaan tes bagi peserta penyandang tunanetra dilaksanakan pada sesi ke-3 di Lab 1105 Fasilkom, Gedung Lama, Kampus UI Depok. Dok. Istimewa
Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.